Tingkat Persaingan
Kota dengan sebutan kota pendidikan bukan hanya Yogyakarta. Beberapa kota yang lain juga mempunyai sebutan sebagai kota pendidikan. Akan tetapi sampai saat ini Yogyakarta tetap menjadi tujuan utama para pencari ilmu dari seluruh pelosok negeri. Hal ini tidak terlepas dari faktor-faktor yang mendukung Yogyakarta sebagai kota pendidikan, faktor-faktor yang mendukung daya saing tersebut antara lain:
Dukungan Masyarakat
Sebagai kota pendidikan Yogyakarta didukung oleh berbagai faktor yang belum tentu ada di tempat lain. Sudah sekian lama Yogyakarta menjadi tempat tujuan belajar dari pandatang dari berbagai daerah di seluruh Indonesia. Hal ini membuat masyarakat sudah sangat terbiasa mengalami perbedaan budaya. Dengan demikian benturan budaya relatif bisa disikapi secara lebih baik. Yogyakarta sudah menjadi semacam Indonesia mini.
Biaya Terjangkau
Biaya pendidikan pendidikan yang relatif terjangkau, termasuk biaya pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari juga menjadi faktor pendukung lainnya. Tersedianya banyak pilihan tempat tinggal misalnya. Di setiap sudut Yogyakarta hampir selalu dipastikan ada rumah atau kamar yang dikontrakkan. Pendatang juga bisa memilih cara pembayaran. Ada yang membayar bulanan, bulanan, maupun tahunan.
Kebutuhan sehari-hari misalnya makanan, termasuk yang paling mudah didapat di Yogyakarta. Siang ataupun malam orang yang tinggal di Yogyakarta tidak akan pernah mendapat kesulitan. Harga yang relatif murah dan terjangkau juga tetap bisa diperoleh di banyak tempat.
Kebutuhan sehari-hari misalnya makanan, termasuk yang paling mudah didapat di Yogyakarta. Siang ataupun malam orang yang tinggal di Yogyakarta tidak akan pernah mendapat kesulitan. Harga yang relatif murah dan terjangkau juga tetap bisa diperoleh di banyak tempat.
Sarana dan Prasarana Pendidikan
Berbagai macam kebutuhan penunjang pendidikan tentu saja menjadi mutlak untuk suksesnya siswa yang belajar di Yogyakarta. Tempat-tempat belajar umum senantiasa tersedia dan bisa diakses siapa saja. Perpustakaan umum, perpustakaan kampus, serta yang dikelola lembaga swasta nirlaba juga bisa dijadikan pilihan menambah wawasan pengetahuan. Para pelajar juga dapat memanfaatkan sarana belajar Jogja Studi Center yang dibangun oleh pihak pemerintah. Sarana ini sangat nyaman untuk kegiatan belajar dan dilengkapi dengan berbagai fasilitas seperti perpustakaan, akses internet, ruang diskusi dan masih banyak lagi yang kesemuanya dapat dinikmati secara gratis.
Selain perpusatakaan, di Yogya juga tersedia banyak tempat untuk mengakses internet. Ratusan warung internet (warnet) dengan tarif yang bersaing bisa dinikmati. Keberadaan toko buku juga menambah poin sebagai kota pelajar, mulai yang berharga standar sampai yang berharga murah.
Fasilitas lain adalah museum. Sedikitnya ada tiga belas museum di Yogyakarta. Semua bisa menunjang proses belajar siswa di Yogyakarta.
Dukungan Pemerintah
Salah satu faktor penting dalam menentukan suksesnya pendidikan di Yogyakarta adalah dukungan sepenuhnya dari pemerintah daerah. Berbagai usaha sudah dan akan dilakukan untuk itu. Salah satunya adalah yang akan dilakukan oleh Dinas Pendidikan Propinsi DIY dalam meningkatkan mutu pendidikan menengah. Dinas ini merencanakan kegiatan akreditasi Sekolah Menengah Pengadaan Buku Pelajaran SMK/SMA, Pengembangan Jaringan Informasi Sekolah (JIS) SMK, Regional Centre, Pengembangan SMK berstandar nasional dan internasional.
Berdasarkan Keputusan Gubernur Nomor 1001 tahun 2001 dan strategi serta prioritas APBD tahun 2004, Dinas Pendidikan Propinsi DIY akan mengadakan penyesuaian dan penyempurnaan buku, baik untuk pegangan guru maupun murid sesuai dengan kurikulum 2004. Hal ini dimaksudkan agar lulusan SMK dapat memenuhi standar permintaan dunia usaha, industri dan masyarakat pengguna.
Pemerintah daerah juga menetapkan tingkat pelayanan minimal bagi sekolah menengah umum dan sekolah menengah kejuruan dengan Format Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Pendidikan Kabupaten/Kota se Propinsi DIY. SPM ini mensyaratkan batas minimal tertentu bagi penyelenggaraan pendidikan, seperti prasarana, kurikulum, jumlah guru, karyawan, dll.
Dukungan terbaru Pemda DIY melalui Dinas Pendidikan terhadap dunia pendidikan adalah diadakannya tes urin terhadap siswa SLTA. Tes ini dimaksudkan untuk mendeteksi penggunaan narkoba di kalangan siswa. Tes urin yang sudah dua kali di selenggarakan pada tahun 2004 ini didukung dana APBD sebesar Rp 60.000,- tiap siswa.
Sementara untuk menertibkan serta menjaga ekses negatif dari menjamurnya rumah kos, pemerintah daerah mengajukan Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) Kos-kosan. Perda ini diharapkan bisa mendukung Yogya sebagai kota pelajar.
Untuk meningkatkan citra Yogyakarta sebagai kota pelajar dan meningkatkan kualitas pendidikan, Sejak Tahun 2001 dilaksanakan Program akselerasi dan tahun 2004 program kelas Internasional , Sedangkan saat ini digagas Sekolah Global Jogja (SGJ). Diharapkan SGJ akan terwujud pada tahun 2005. Selain itu mulai 2004 dibangun Taman Pintar yang bermanfaat untuk menerapkan teori yang diperoleh pelajar di sekolah. Taman Pintar juga memperkokoh predikat Yogyakarta sebagai kota pendidikan.
0 komentar:
Posting Komentar